Minggu, 30 Oktober 2011

Setia Ku untuk Berdiri

Kini hari demi hari akan ku telusuri dengan kesendirian. Sudah ku tekatkan hati ini untuk menutup semua cinta yang datang, demi ketenangan jiwa nan rapuh dikoyak koyak ombak cinta. Namun hingga kini masih sukar bagiku menyusun argumen untuk meyakinkan hati dan nurani ini bahwa kau telah berlabuh di hatinya yang kan membawa berlayar 1001 malam di atas kapal balutan cintanya. Mencoba tersenyum. Mencoba untuk berfikir sejernih air nan asri. Melihat semua kenyataan adalh tuntutan dalam menjalani kehidupan ini. Ku masih sanggup berdiri dalam keramaian semenjak kursi itu telah di huni, mungkin cukup lama namun entah bagaimana selajutnya hanya Engkau yang tahu semua akhir cerita itu. Hanya sedikit kekecewaan dalam hati ini karna sudah cukup lama ku mengenalmu tanpa cinta namun telah ku lalui beberapa cerita bersamamu. Mungkin tak terlalu indah bahkan tidak semanis cerita cinta kalian kelak karna cinta tak ada dalam tema cerita kita dulu, setidaknya ada kenangan ku bersamamu untuk mengisi lamunan mu kala senggang. Bukan berharap ku selalu ada dalam halusinanmu dan terus menerus mengisi pikiranmu, hanya saja ku ingin kau tahu bahwa kita pernah menjalanai cerita berdua dariNya.Tak sempat kita ucap kata berpisah karna ini semua bukan perpisahan, semua ini hanya penggalan cerita bersambung karna suatu keadaan yang sangat amat teramat manis jika kau lewatkan hanya untuk bersama ku.Ku juga tak berharap menjadi penyesalanmu. Sebagai teman. Teman tak lebih dari sahabat. Restu ini menjadi saksi cerita kita yang terpenggal. Semua keputusan yang telah menjadi janji suci akan merajuk kedalam sukma. Selamat jalan kawan ku titipkan pujaanku bersamamu, ku percayakan semua pada kemudimu. Ku akan selalu berdiri di atas mercusuar yang mejaga lampu patokan arah laju kapalmu kawan. Dan lambaian tangan dan senyum ini manis terbuang seraya mengecilnya asap dari pandangan ini. Masih ku ingat pepatah yang sempat tercetus saat bergurau bersama mu, 'senyummu deritaku' namun kini karna kuatnya hati ini perlahan ku ubah "indah senyummu manis tawamu". Kabari aku jika sampai waktumu berlabuh.

1 komentar: