Jumat, 15 April 2011

Yogyakarta

Di keramain kota berjalan seiring hembusan nafas putus asa. Lirh lirih angin menyambar nafas kekecewaanku. Dian di pinggir jalan seakan memberi isyarat untuk menemaninya duduk melewati malam. Kota ini tak asing bagiku, karna kota ini yang ku rasakan pertama saat ku buka mata dulu. Semua telah berubah sepoi udara mulai berangkat meninggalkan tanah. Memang semua indah seperti saat saat dulu. Bersandar bahu ku pada tiang tinag yang menyinari jalan. Terdengar petikan gitar menyusun lagu yang semakin mengingatkan ku waktu lalu. Riuh ramai orang besenda gurau di atas dinginnya marmer yang di lapisi tikar.Di sudut jalan ku melihat becak berjajar dan tertidur lelap sang sopir lelah menunggu penumpang. Memang hidup itu butuh perjuangan. Di sini ku bisa dapatkan berbagai jalan hidup. Ada kalanya kita bersenang senang dan ada kalanya kita untuk bersedih. Kota ini dapatkan di katakan sebagai tempat berjuta ekspresi. Berbagai kalangan singgah di kota ini, walau terkadang hanya untuk melihat suasana. Aku merasa kota ini bagai tempat dimana aku dapat merasakan apa yang ada jauh dalam hati kecilku ini. Suasana ini sangat ingin membuatku untuk berada di sini semalam suntuk. Lenggangnya jalan menambah susana sunyi malam kota ini. Ku tak menyesal terlahir di kota ini. Aku bangga menjadi penghuni kota ini. Berjuta tawa tangis tercipta di bawah langit kota ini. Banyak cerita terkarang di atas tanah kota ini. Kota ini menyimpan semua kenangan cinta yang ku rasa. Dan kota ini bagai sangkar emas bagi angan angan ku. Aku bangga dengan Kota Yogyakarta yang menjadikan Sri Sultan Hamengku Buana ke X sebagai gubernurnya. Karna Yogyakarta memang kota Istimewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar