Rabu, 06 April 2011

Langit Saksinya

Hembusan udara malam ini membuat ingatanku menyiur melambai. Menemaniku dalam kesendirian di bawah lentera lampu taman. Tak sedikit pun ada seberkas cahaya yang ku rasa di tengah titik gelap malam. Hambar, suasana hilir mudik angin silir berganti menyentuh indra perangsang. Suara kecil samar samar terdengar masuk kedalam gendang telinga. Terpaling aku oleh bayangan semu dalam lamunanku saat memory dulu ku putar kembali. Mungkin sosok mayamu begitu nyata dalam benakku. Titik mataku berlari menuju sisi kanan dimana sosok mayamu samar terlihat. Hati berdebar tenang memompa darah mengaliri seluruh tubuhku. Kembali ku menundukkan kepala merendahkan angan, karna luka yang dulu terkelupas masih membekas. Ku tahu kamu memang tak pantas untukku lagi. Namun hati ini masih ada sedikit tempat. Sedikit ! masih ada banyak tempat untuk yang lain. Mungkinkah akan ku tempatkan kau lagi ? mungkin iya untuk banyangan semu dirimu tidak untuk persaanmu yang dulu. Sedikit demi sedikit ku tegarkan hati ini untuk menatap langit gelap. Sempat terjatuh aku di tingginya anganku. Hanya doa ku panjatkan dan merangkak kembali menatap langit. Hanya melupakan diri mu, ku akui sukar, karna cinta sementaramu telah menancapkan tunas dan mulai berakar saat kau berhenti menyemai tunas yang kau tanam itu. Kini ku berjanji pada diri ku sendiri suatu saat nanti aku pasti bisa melupakan semua tentang dirimu dan sosok banyanganmu. Dan suatu saat nanti juga, kau akan rasakan keinginan untuk meluluhkan hati ku kembali, mungkin jika itu terjadi hati besar ku telah di miliki seseorang yang lebih dari mu...

4 komentar: